Alea kembali berdiri di dalam lift yang tertutup bersama Anmar Haris, pria yang selalu berlebihan untuk sekedar dia pikirkan. Entah hal gila apa yang membuat Alea tadi setuju untuk ikut masuk ke dalam lift bersamanya. Alea juga masih belum lupa sama sekali dengan kejadian di dalam lift tempo hari. Alea masih ingat seperti apa rasa dan tekstur dari bibir pria itu ketika tiba-tiba mendesak dan menggigitnya. Syaraf Alea kembali menegang tapi dia juga ingin membuktikan jika dirinya seharusnya bukan pengecut. "Aku sudah berjanji untuk menghormatimu, jangan takut padaku." Suara pria itu selalu terdengar agak serak dan berat layaknya pria dewasa akhir dua puluhan, tinggi tegap dan tampan. Sangat tampan hingga Alea tidak berani lama-lama memandangnya. "Ya," Alea mengangguk setelah menatapnya beb