Walaupun dadanya terasa keras tapi hangat dan harum sampai Alea ingin terus memejamkan mata untuk kembali mengingat seperti apa rasanya, dan ternyata Alea juga sudah tidak ingin dilepaskan lagi. Alea kembali menelusuri jejak kemerahan di sisi lehernya yang berulang kali juga membuatnya merinding. Entah bagaimana pria itu bisa sangat tidak bertanggung jawab seperti ini, meninggalkan jejak bukan hanya di permukaan kulitnya tapi juga di hatinya yang terus menghangat dan berdebar. Alea juga sedang meraba dadanya sendiri sambil berbaring di atas ranjang dan tetap tidak bisa memejamkan mata meskipun sudah hampir lewat tengah malam. Otaknya benar-benar sedang tidak bisa dihentikan untuk terus memikirkannya. Tiba-tiba sebuah pesan masuk dan membuat layar ponsel Alea berkedip. Cuma sepenggal nama