24

1148 Kata

POV Nina "Iya," sahutku. "Ya udah kalau gitu aku mau salat, Bu. Hanifa diam, ya?" Zaki mengusap kepala Hanifa. Anak perempuanku itu terus menangis di gendongan ayahnya. Begitu Zaki keluar dari kamar, aku duduk di bibir ranjang, mengulurkan tangan pada Hanifa yang terus menangis. "Sini, Mas, biar aku gendong." Kuulurkan tangan. Om Satria mendekat, ia duduk di sampingku. Hanifa mengulurkan tangan padaku, kuletakkan dia di pangkuan. Saat tangan mungilnya menyentuh dadaku tanda ia ingin nenen, suamiku pun berdiri. "Mas buatkan s**u buat dia, jangan diberi ASI." Om Satria menatapku memperingatkan. Aku mengangguk. Kuayun-ayun Hanifa yang terus menangis, wajahku merona saat tiba-tiba Zaki melintas lewat depan kamar, handuk melingkar di lehernya. Duh aku malu banget. Apa ya yang Zaki pikirka

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN