POV Satria Aku hanya bisa menggelengkan kepala melihat sikap istriku, katanya tidak enak badan tapi lihatlah dia terus mainan HP. Dengan cepat kupakai kan si Hanif pempes, lalu bergegas memakaikan Hanifa. Beres. Kuberi minyak kayu putih ke badan Hanifa juga Hanif, lalu memakaikan keduanya baju. Beres, aku menghela napas lega. Nina beranjak bangun. Melihat ibunya bangkit duduk, Hanif dan Hanifa dengan riang sambil tertawa merangkak cepat ke arah ibunya itu. Nina memandangiku yang tengah meletakkan handuk di belakang pintu. "Mas, aku gak enak badan. Mas urus anak-anak, ya?" Pintanya. Lalu ditariknya selimut hingga sebatas dadanya. "Sayang, mau magrib tidak boleh tidur." Aku mengingatkannya. "Gak tidur kok, Mas. Aku hanya rebahan. Mas ajak si kembar keluar kamar, ya? Aku gak enak banget

