Mobil meluncur dengan kecepatan tinggi memasuki halaman rumah Geo, berhenti dengan decitan ban yang memecah kesunyian sore. Saskia turun dengan energi liar masih terpancar dari sorot matanya. Dia langsung disambut oleh para pelayan yang sigap mengambilkan belanjaannya dari bagasi.
Tapi semua gerakan mereka tiba-tiba membeku saat Geo muncul dari pintu utama. Dia berdiri dengan tangan bersedekap, wajahnya dingin bagai es, matanya mengintimidasi dan mengiris seperti belati. Suasana langsung berubah tegang.
Tiga detik pertama, Saskia grogi. Jantungnya berdebar kencang menghadapi kemarahan yang terpancar dari seluruh tubuh Geo. Tapi kemudian, senyum tipis muncul di bibirnya. Dia memutuskan untuk menghadapinya dengan caranya sendiri.
"Kamu tahu apa hukuman untuk anak nakal?" suara Geo rendah,
