Hari kedua berlalu tanpa hasil. Saskia menghabiskannya dengan nekat—menelepon setiap kenalan lama, mengunjungi tempat-tempat yang mungkin diketahui ayahnya, bahkan menyogok seorang pengawal dengan perhiasan kecil yang dimilikinya untuk mencoba melacak ponsel ayahnya. Semua usaha itu berujung pada jalan buntu. Leo mengawasi setiap langkahnya dengan mata elang, melaporkan setiap kegagalannya kepada Geo. Kekecewaan dan keputusasaan mulai menggerogoti keyakinannya yang tersisa. Namun, di sudut hatinya, masih ada secuil kepercayaan bodoh bahwa Geo, pria yang tatapannya kadang menyimpan bayang-besaran kesedihan di balik kemarahannya, tidak akan benar-benar sejahat ancamannya. Selama ini lelaki itu selalu bersikap baik walaupun mulutnya suka pedas. Mungkin dia hanya tidak tahu bagaimana mengung

