"Om Geo..kamu hebat," puji Saskia sambil mengecup pipi Geo dengan wajah masih merona. Dia merasa malas bangun, hanya ingin terus berada dalam pelukan suaminya. Senja mulai menyingsing, menerangi kamar dengan cahaya keemasan. Perutnya memang sedikit lapar, tapi itu tak sebanding dengan kenyamanan yang dirasakannya saat ini. Saskia memandangi Geo yang tertidur, lelaki gila, lelaki psiko, lelaki dingin dan arogan, tapi dia sungguh-sungguh mencintainya. Cinta memang tak butuh alasan. Dia kembali mencium pipi Geo beberapa kali, memeluk tubuh telanjang suaminya yang hangat. Ini sesuatu yang tak pernah terjadi seumur hidup Geo, tidur siang dengan kesadaran penuh di kamarnya. Selama ini, tak ada yang lebih penting dari bekerja. Tapi hari ini, Saskia berhasil membuatnya melupakan segalanya. Mata

