Kesadaran Saskia perlahan pulih. Cahaya redup dari jendela kamar rumah sakit menyapanya ketika mata terbuka. Tubuhnya masih terasa lemah, tapi hati dipenuhi kerinduan untuk bertemu buah hatinya. Saat dua suster masuk sambil mendorong kereta bayi kembar, dadanya sesak oleh haru. "Selamat, Ibu," sapa salah satu suster dengan senyum. "Bayi-bayi Anda sehat dan kuat." Saskia tak mampu menahan air mata saat melihat dua malaikat kecil itu. Bayi perempuan dengan mata sipit mirip Geo, dan bayi laki-laki dengan hidung mancung seperti dirinya. Namun, sebelum dia sempat menyentuh mereka, suster bertanya, "Di luar ayahnya tidak disuruh masuk?" Saskia menoleh, ragu sejenak. Tapi kemudian dia menghela napas, "Boleh, tolong suruh dia masuk." "Tapi, Nyona," suster itu tampak bingung, "ayahnya yang mana

