Entah ini sebuah ujian atau sebuah kepercayaan buta, Geo mengizinkan Saskia menyetir sendiri ke kampus. Mobil sport mewah itu terasa seperti sangkar beroda yang mewah, namun setidaknya sangkar ini memberinya sedikit ilusi kebebasan. Saskia menyeringai kecil. Mungkin Geo tahu betul kemampuannya mengemudi, atau mungkin ini hanya cara lain baginya untuk mengawasi—melalui pelacak yang pasti dipasang di setiap sudut mobil. Sampai di kampus, Saskia melangkah dengan keyakinan baru. Mentalnya telah ditempa dalam api kemarahan dan keputusasaan di rumah Geo. Dia bukan lagi gadis kecil yang mudah ditundukkan. Satu Dinda, dua Dinda, bahkan seluruh pasukannya sekaligus akan dia hadapi. “Wah, si sugar baby sekarang petantang-petenteng, ya?” celetukan pedas Dinda menyambutnya, seperti yang sudah dia du

