Sudah dua hari Virly dan Dylan di Yogyakarta, dan dua hari juga ia bolos kuliah. Semua ini gara-gara Dylan memaksanya pergi. Meskipun bolos kuliah, Virly tampak enjoy-enjoy saja, tidak memusingkan kuliahnya, ia malah tampak senang bisa bergabung dalam keluarga besar itu. Mulai pagi hingga malam, keluarga besar Dylan memperkenalkannya pada tetangga dan keluarga lainnya. Semua keluarga tampak antusias dengan Virly, mereka memanjakannya dan menerimanya sebagai anggota keluarga baru. Beberapa kali Dylan tersenyum sendiri melihat perlakuan keluarganya terhadap Virly, ia tersenyum sinis pada dirinya sendiri, membawa dan mengenalkan seorang gadis pada keluarganya, tetapi ia sendiri tidak berniat serius. “Ayolah, Dylan…! Ayah tidak akan memaksamu untuk bekerj