Part 20

1922 Kata

            Seminggu setelah kejadian tersebut, kembali Virly seperti biasanya, ia tidak lagi memikirkan solusi untuk tetanggaknya, walaupun ia masih tinggakl satu atap dengannya. Kedua orang tua Virly menyadari akan hal itu, mereka hanya berpesan agar Dylan menjaganya dengan baik, mengontrol agar putrinya tidak keluyuran malam.              Tuing… tuing…             “Ia bun” Dylan mengangkat telepon dari bundanya.             …..             “Apa..? Oke, bun. Dylan akan berangkat hari ini”             ….             “Oke, ia bun”             Buru-buru Dylan menutup saambungan telpon, kemudian membereskan file-file yang berserakan di meja. Setelah semuanya beres, ia meraih kunci mobil dan jas, kemudian keluar dari ruangannya. Di wajahnya tersirat ke khawatiran yang teramat dalam.  

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN