Seminggu setelah kejadian tersebut, kembali Virly seperti biasanya, ia tidak lagi memikirkan solusi untuk tetanggaknya, walaupun ia masih tinggakl satu atap dengannya. Kedua orang tua Virly menyadari akan hal itu, mereka hanya berpesan agar Dylan menjaganya dengan baik, mengontrol agar putrinya tidak keluyuran malam. Tuing… tuing… “Ia bun” Dylan mengangkat telepon dari bundanya. ….. “Apa..? Oke, bun. Dylan akan berangkat hari ini” …. “Oke, ia bun” Buru-buru Dylan menutup saambungan telpon, kemudian membereskan file-file yang berserakan di meja. Setelah semuanya beres, ia meraih kunci mobil dan jas, kemudian keluar dari ruangannya. Di wajahnya tersirat ke khawatiran yang teramat dalam.