Part 8

1120 Kata
            “Nggak apa-apa, kamu nungguin aku di kantin..??” Tanya Virly pada Angel, sebelum ia masuk ke dalam kelasnya. Ia tidak tega meninggaklkan Angel sendirian di kantin, gadis remaja itu tidak mengenal siapa pun di sini. Bagaimana kalau ada orang jail yang menggaknggunya, bagaimana kalau ada orang yang, bla… bla…bla padanya.             “Nggak apa-apa, kak, aku udah gede, aku bukan anak kecil lagi, bentar lagi juga masuk universitas” Angel menyakinkan Virly             “Baiklah, aku pergi dulu, ya. Jangan kemana-mana, aku akan cepat keluar” Ucap Virly, ia sudah tenang meninggaklkan keponakan tetanggaknya sendirian di kantin.             Tadi pagi, hampir saja Dylan naik pitam karena Angel, keponakannya itu memaksanya untuk mengantar mereka ke kampus Virly. Tidak ada pilihan lain, Dylan terpaksa mengantar keduanya, walaupun di wajahnya terlukis kedongkolan.             “Tugas selanjutnya adalah, kelompok. Kalian tentukan kelompok masing-masing dalam waktu lima menit” Ujar Dosen yang tengah mengajar di kelas Virly. Gadis itu menghela nafas panjang, ia tidak tertarik mencari teman kelompok.             “Vir, kamu sama siapa..?” Tanya Laura             “Belum tau” Jawab Virly malas             “Gabung sama kita aja ya” Tukasnya             “Boleh” Jawab Virly.             Mulai sekarang, ia tidak akan pernah satu kelompok lagi dengan ketiga mantan sahabatnya, ia tidak sudi jika mereka sekelompok. Sudah cukup dua tahun ini mereka bersama, sekarang dia tidak mau lagi.             Setelah selesai mata kuliah, Virly bergegas ke kantin, ia ingin cepat-cepat menemui Angel, memastikan kalau gadis itu baik-baik saja.             Akhirnya ia bisa mengela nafas lega, saat gadis yang di maksud tengah duduk santai sambil memainkan handphonenya. Ia kemudian menghampirinya dengan langkah semangat dan senyum.             “Hei, kamu bosan ya..?” Virly membuyarkan kegiatan Angel, kemudian ia menarik bangku untuk di duduki.             “Nggak kok kak, kampus kakak nyaman juga, cowok-cowoknya ganteng” Angel mengukir senyuman di wajahnya.             “Oh, ia, ia” Jawab Virly mengangguk             “Ia nih kak, ada beberapa cowok tadi yang ngajak aku kenalan dan tukar pin. Mereka kece-kece” Angel kembali senyum             Sementara Virly, ia senyum kecut sambil berguman pelan “Baru hari pertama aku membawamu ke sini, sudah ada beberapa cowok yang mau berkenalan dan bertukar pin denganmu. Lah, aku, sudah dua tahun kuliah di sini, belum pernah ada cowok yang mengajakku kenalan dan bertukar pin. Malang nian nasibku”             “Ada apa kak..??” Virly menggeleng dan menyembunyikan raut wajah irinya dengan senyuman “Kakak jangan pernah berpaling dari om Dylan, ya. Biarpun ada cowok yang lebih ganteng atau lebih kaya dari om Dylan, kakakngga boleh berpaling. Kakak harus setia sama omku, biarpun om suka buat kakak kesal” Pinta Angel harap. Kembali Virly mengangguk, setengah hati.             “Hari ini kita jalan ya kak, aku ingin keliling Jakarta” Pinta Angel             “Kamu mau kemana..??”             “Kemana aja, yang pentingngga ngebosanin”             “Oke. Yuk, kakak akan bawa kamu ke suatu tempat yangngga bakalan bisa kamu lupain” Virly berdiri dan diikuti oleh Angel dengan mata yang berbinar dan senyum yang semakin mengembang. Sangat menyenangkan memiliki calon tante sebaik dan sewelcome Virly.             Dylan masih sibuk dengan pekerjaannya, tetapi ia harus keluar kantor untuk mencari makan. Yap, sekarang waktunya istirahat, ia juga membutuhkan asupan energi untuk melanjutkan pekerjaannya yang semakin menumpuk tiap harinya.             Pada saat di kantin kantor, ia melihat seisi kantin, berharap ada tempat kosong untuknya, ekor matanya kemudian menangkap sosok Mona yang tengah duduk di sebuah meja, jauh dari keramaian rekan kerjanya yang memilih makan siang bersama. Ia menikmati makannya sendirian, sambil beberapa kali menyedot teh manisnya.             “Boleh aku duduk di sini..?”             Monamenghentikan aktivitasnya, suara laki-laki yang di tolaknya beberapa hari yang lalu memasuki gendang telinganya. Ia kemudian mengangkat kepala, mencari sumber suara. Setelah ekor matanya menangkap sosok yang tidak asing lagi, ia kemudian menunduk lagi, tanpa menjawab ucapannya, tidak ingin membuat laki-laki itu terluka             “Mona, aku ingin kamu kembali padaku, aku tidak akan memintamu menjadi istriku dalam waktu dekat ini, aku akan menunggumu hinggakkamu siap menikah denganku” Dylan kemudian meletakkan makan siangnya dan duduk di depan Mona             Tidak ada jawaban             “Mon, tatap aku” Dylan mengulurkan tangannya, untuk mengangkat dagu gadis itu, agar ia bisa melihat wajah gadis yang masih di cintainya. Tetapi gadis itu menjauhkan tubuhnya sehinggak Dylan menarik kembali tangannya.             Gadis itu masih menunduk, ia dilema. Antara mengangkat wajahnya, menatap wajah laki-laki itu dan menerimanya kembali, atau tetap menunduk, tidak menerima ajakan laki-laki itu. Dia benar-benarngga bisa memutuskannya sendiri. Ia ingin bumi menelannya sekarang juga, menjauhkannya dari Dylan.             “Mona…! Apa perasaanmu padaku sudah tidak ada lagi…??” Tanya Dylan lirih, ia terus menatap Mona yang masih menunduk             “Dylan, maaf. Aku… Aku….!” Jawab Mona lirih.             “Mona, Dylan, aku boleh gabungngga..??” Luthfi berdiri di samping keduanya dan  menawarkan diri untuk bergabung, tangannya membawa mampan yang berisi makan siang. Dylan menatapnya tajam, enggakn menjawab.             “Boleh, silahkan” Jawab Mona tiba-tiba, wajahnya berubah ceria dan seulas senyuman tersungging di wajahnya. Dylan menyadari akan hal itu, tetapi ia hanya diam, kecewa.             “Kalian lagi ngomongin apa, sih..? Kayaknya serius amat” Tanya Luthfi sambil menyedot teh manis dinginnya.             “Nggak, bukan apa-apa, kami hanya membahas tentang file kerja sama dengan PT. Megaria, kamu tau, kan perusahaan itu susah banget diajak kerja sama” Jawab Mona bohong             “Ia, aku juga heran dengan perusahaan itu, kita udah kerahkan semua ide-ide dan menawarkan keuntungan yang menggiurkan, tetapi perusahaan itu sama sekali tidak tertarik, bahkan ketika mereka sudah menyetujui kerja sama, mereka masih saja mempermasalahkan file perjanjian antar perusahaan” Kenang Luthfi sambil sesekali menggeleng ngeri             “Ia, aku juga habis pikir. Tapi ada bagusnya juga sih, Fi. Berarti mereka itu professional, bukan main-main sama perusahaan yang akan bekerja sama dengan perusahaan mereka. Kamu lagi makan apa..?” Ucap Mona senyum, ia mencondongkan badannya ke arah Luthfi             Dylan berdehem dan kedua orang disampingnya menoleh “Aku duluan” Ucapnya, kemudian berdiri             “Loh, kok duluan sih Dyi, makan kamu kan belum habis” Ujar Luthfi             “Saya sudah kenyang, saya masih ada meeting dengan klien” Dylan kemudian pergi meninggaklkan Mona dan Luthfi.             Luthfi, laki-laki yang di samping Mona jelas terlihat senang, wajahnya berseri-seri saat kepergian Dylan. Tidak di pungkiri lagi, sejak kedatangan Mona ke kantor mereka, sekita satu tahun yang lalu, ia sudah menaruh hati pada gadis itu. Tetapi apalah mau di kata, ternyata Mona telah memiliki kekasih, yaitu Dylan, rekan kerjanya sendiri.             Sekarang dia bukan tidak tahu kalau gadis itu sudah putus dengan Dylan. Iasudah tahu beberapa hari yang lalu, gossip tentang putusnya hubungan mereka beredar secara sempurna di kantor. Sehinggak, sejak itu Luthfi berusaha mendekati Mona, mencoba menggakntikan nama Dylan di hati gadis itu dengan namanya             “Thankz, ya, Fi” Ucap Mona tiba-tiba             “Buat..?” Luthfi mengerutkan kening             “Buat yang tadi” Luthfi mengangguk, kembali Mona menunduk             Luthfi kemudian menatap puncak kepala Mona yang terarah padanya karena gadis ituterus menunduk, mungkin ia sedang menangis, menangisi penyesalannya terhadap Dylan.             “Mona, kenapa kamu seperti itu..? Apakahngga ada lagi perasaan yang tersisa untukku..? Apa kamu menyukai Luthfi..? Aku bisa melihat dari pancaran mata kamu, kamu langsung ceria saat Luthfi datang” Guman Dylan, ia tidak fokus dengan file-file yang di pegangnya. Ia sibuk memikirkan perubahan Mona beberapa saat yang lalu.     *** Jakarta, 02 Juli 2020
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN