Part 24

1884 Kata

            Keadaan Dylan tidak jauh beda dengan Virly. Laki-laki muda, mapan, ganteng dan perfeksionis itu terlihat galau dan berantakan. Fikirannya melayang-layang, sehingga ia sering melakukan kesalahan. Seorang Virly, tetangganya yang bersifat kekanak-kanakan, perusuh, sok tau dan sering di panggil bocah tengik sangat berpengaruh terhadap dirinya.             Sejak kembali dari Yogya, ia selalu memikirkan bocak tengiknya, ia merindukan suara cempreng yang selalu menghiasi hari-harinya. Ia merindukan gadis yang sok tau segala urusannya, walaupun setiap tebakannya selalu benar adanya.             “Dylan…!” Mona mengibaskan tangan kanannya di wajah Dylan, mereka tengah menikmati makan siang di kantin kantor. Semua yang berada di kantin tersebut sangat menikmati makan siang mereka dengan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN