Illiana nyaris tak bisa tidur, dia mencoba memejamkan mata, namun bayangan kelam tentang peristiwa semalam terus menghantuinya. Karena terlalu lelah menangis, dia pun akhirnya terlelap. Dalam tidurnya dia bermimpi, berada dalam satu ruangan khusus. Ada orang tuanya, juga Ashana. Sementara dia duduk di kursi di tengah mereka. Seperti tengah diadili! “Sudah tante ingatkan kan! KAMU HARUSNYA MENGHINDARINYA!!!” tunjuk Ashana. “KAMU TAHU KAN KELUARGA DIA MUSUH KELUARGA KITA SEJAK DULU, SEKARANG KAMU TERIMA AKIBATNYA!!” tuding Navarro sementara ibunya maju ke dekatnya, bukan peluk yang didapat Illiana melainkan tamparan di pipinya karena telah mencoreng nama keluarga mereka. Illiana terbangun dengan rasa takut luar biasa, keringat membasahi tubuhnya, padahal dia sudah menyetel suhu pendin