Kalingga melihat jam dinding berukuran besar di ruang kerja itu, masih ada waktu tiga puluh menit dan dia sudah menyelesaikan apa yang dia kerjakan sejak tadi. Fokusnya mengarah pada laptop yang bahkan tak teralihkan oleh apa pun juga. Dia segera mengirim file itu pada Ashana dan menghampiri wanita cantik yang menguncir rambutnya tinggi, biasanya dia melakukan itu jika sedang berkonsentrasi penuh. “Ada apa?” tanyanya mendongak, memperhatikan raut wajah Kalingga dengan senyum lebar memikatnya. “Tugas yang tadi ibu berikan ke saya, saya revisi. Yang baru ini saya yakin jauh lebih baik,” ucap Kalingga. Ashana menghela napas lalu membuka file yang dikirim Kalingga di folder khusus yang tersambung itu. Dia memperhatikannya dengan seksama, Kalingga meremas tangannya harap cemas. Ashana m