Chapter 27

1715 Kata

"Kita berbicara di ruang kerja saya saja." Pak Rahmat menghentikan langkahnya pada sebuah pintu kayu jati berwarna coklat. "Terserah Opa saja. Hanya saja saya tidak bisa lama. Banyak kasus yang harus saya urus." Barita ikut berhenti di pintu yang sama. "Salah satunya adalah memenjarakan selama mungkin anak Opa," lanjut Barita songong. "Jaga ucapan Anda, Pak Barita. Pak Rahmat sekarang sedang sakit. Jangan menambahi beban pikirannya," seru Febri geram. "Sudah Febri. Tidak apa-apa. Kamu tunggu di luar saja. Kalau saya memerlukan sesuatu, saya akan memanggilmu," terang Pak Rahmat. Ia tahu asistennya ini tidak menyukai Barita. Tata bahasa pengacara ini memang tidak biasa. Sarkas dan tidak ada satu pun kalimat yang mengenakkan. Namun Pak Rahmat justru menyukainya. Tiada kepalsuan dan maks

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN