"Mama, mengapa kita berhenti? Harusnya kita berlari lebih cepat agar bisa mengejar papa?" " Stttt. Jangan bersuara, Ari. Saat ini kita sedang bermain petak umpet. Kita akan bersembunyi dari Papa. " Drtt... drtt... "Mama!" Barita terjaga dengan napas terengah-engah. Ia bermimpi sedang berlari kencang, kemudian dipaksa berhenti oleh seorang perempuan yang ia panggil mama. Namun dalam mimpinya itu ia masih seorang bocah kecil. Masalahnya wajah perempuan dan anak kecil itu tidak jelas terlihat. Ia hanya bisa mencium aroma perempuan itu kala mereka berlari. Aroma bunga manis bunga-bunga liar yang segar. Barita menoleh ke nakas. Di sana ponselnya masih terus bergetar. Ia terbangun karena getaran ponsel yang tidak kunjung berhenti. Dengan jantung yang masih bergemuruh, Barita meraba nakas