Aji Lia tak ada hentinya ke sana kemari, mengambil ini dan itu, mempersiapkan keperluan kami untuk liburan ke Jogja selama satu minggu ke depan. Lia tampaknya sangat antusias, bahkan aku lihat antusiasmenya tidak kalah dengan ketika kami akan bulan madu ke Switzerland. Padahal jelas, ini kami hanya ke Jogja, yang notabene masih satu negara. “Li, lanjut besok aja kalau capek. Kan berangkatnya juga sore.” Aku akhirnya turun dari tempat tidur dan menghampiri Lia. Kudekap dia dari belakang, tapi saat itu juga Lia malah menyikut perutku pelan. “Nggak papa, mumpung lagi mood. Besok bisa buat tidur aja sampai siang, isi tenaga.” Lia yang sudah melepaskan diri dari dekapanku, kembali ke sana kemari untuk menyelesaikan yang tersisa. Aku sendiri langsung kembali menghampiri Lia dan menarikny