Pukul empat pagi, Dakota terbangun dengan perut yang bergejolak. Rasa mual itu datang begitu cepat, seperti gelombang pasang yang tak bisa ditahan. Dia mencoba menelan ludah, berharap sensasi tidak enak itu akan mereda, tapi justru semakin menjadi. “Tidak, jangan sekarang …“ Dakota segera melemparkan selimutnya dan berusaha bangkit dari tempat tidur. Kepalanya pusing, tubuhnya lemas, tapi dia harus sampai ke kamar mandi dengan cepat. Kakinya gemetar ketika menyentuh lantai dingin. Langkahnya terburu-buru, tapi tidak cukup cepat. Di tengah jalan, rasa mual itu memuncak. Dakota menahan mulutnya dengan tangan, berusaha menahan agar tidak muntah di lantai. Dia akhirnya sampai dan langsung muntah cukup banyak. Perutnya terasa seperti diremas, dan air mata mengalir tanpa bisa dia