Reyhan bangun lebih awal dari istrinya untuk mandi, menghilangkan kecurigaan orang lain. Malu juga kalau ketahuan bahwa dia baru pagi ini berhubungan juga dengan Cindy. Apalagi akan berangkat ke Jakarta meninggalkan istrinya di sini bersama neneknya. Pamannya Cindy juga sudah berangkat kerja. Reyhan sudah meminta bantuan kepada pamannya Cindy untuk dipanggilkan taksi yang akan mengantarkan ke bandara hari ini. Karena kamar mandi ada di luar, jadi Reyhan harus mencari cara agar bisa beralasan untuk mandi terlebih dahulu. Sehabis subuh tadi ia menginginkan Cindy. Keluar dari kamar mandi, ia melihat neneknya Cindy di dapur sedang menyiapkan sarapan untuknya. “Rey, jam berapa berangkat ke bandara?” “Nanti jam setengah sembilan.” “Didi ikut anterin?” “Nggak usah, aku pakai taksi. Nanti