“Rey, gimana rumah kamu? Udah sampai mana?” Di ruang tengah mereka sedang berkumpul satu keluarga itu. Reyhan memilih duduk di tempat yang lebih rendah dari Cindy, mengalungkan tangan istrinya ke lehernya, Cindy ada di belakangnya yang berusaha menarik tangannya tapi semakin ditarik lebih erat lagi oleh Reyhan. “Udah sampai bangunan lantai dua sih, Pa. Udah mulai ditembok juga. Nggak tau sih kapan kelarnya. Agak besar sih soalnya.” “Bukan agak lagi, Rey. Itu udah besar sekali. Dua kali lipat dari ini. Papa lihat dari ukuran yang kamu kasih aja Papa kayak nggak percaya aja kamu bikin rumah sebesar itu sebenarnya buat apa gitu.” Afnan dan Diana memperhatikan Reyhan yang meminta dipeluk tapi Cindy seolah menolak, barangkali malu mesra di depan mereka berdua. Tapi Reyhan masih memaksa