Kembali Menolak

2151 Kata

Pagi itu, setelah selesai dengan kewajibannya, Marissa diam sejenak dan memikirkan apa yang kiranya harus dia lakukan. Reyhan seolah angkat tangan dengan masalahnya, juga menganggap jika anak di kandungannya itu bukan anaknya, lalu untuk apa dia bertahan di tempat itu, tempat yang bahkan menganggap dirinya tidak penting. Bertahan hanya untuk menerima belas kasihan dari Reyhan, atau berharap pertangggung jawaban dari Reyhan atas kebutaan ini. Rasanya Marissa juga sudah tidak lagi peduli dengan kebutaannya ini. Harga dirinya sudah jatuh, dan kehormatan dirinya juga sudah ternoda, lalu apa gunanya bertahan dengan semua ini. Jika hanya mengurus dirinya untuk tetep hidup, sepertinya Marissa juga masih mampu, meskipun akan sulit tapi itu jauh lebih baik dari pada harus hidup seperti orang asing

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN