BAB 33 *

568 Kata
Susan kembali marah-marah karena tidak mendapatkan nomer satupun orang yang ia kenal di ponselnya. Susan sudah hendak melempar benda tak berguna itu sampai Sidney mencegahnya. "Memangnya apa yang bisa kau lakukan selain merusak hidupku! " Triak Susan yang kemudian segera bangkit entah mau kemana. "Kau mau kemana? " tanya Sidney penasaran, karena dia memang tidak bisa membaca pikiran Susan dan itu sangat mengganggunya karena Sidney jadi seperti tidak tahu akan di ajak melakukan apa dan akan di bawa ke mana. Ingat dirinya adalah seorang Sidney Parker yang seumur hidup tidak pernah mengikuti aturan orang lain. "Tenang saja, aku tidak akan bunuh diri, karena aku masih akan membalas dendamku padamu!" ketus Susan tak kalah menyebalkan, apa lagi sepertinya dia juga sengaja tidak mengatakan apa-apa pada Sidney. Sidney membiarkan Susan menyetir mobilnya sendiri meski sampai di tengah perjalanan pun Sidney masih belum tahu Susan mau kemana. Sidney baru menyesal saat tahu ternyata Susan mendatangi Nolan. Mereka masih menunggu di loby dan tidak bicara apa-apa karena Sidney juga paham jika Susan masih kesal. Jika mengingat perpisahan mereka seharusnya Susan tidak perlu mendatangi pria pengecut itu seperti ini. Jujur saja Sidney agak cemas, sampai rasanya ingin menyeret Susan pulang. Walau sebenarnya Sidney mampu berbuat seperti itu tapi ternyata dia juga tidak bisa berbuat seperti itu karena semua usahanya untuk berbaikan denga Susan akan sia-sia. Setelah menunggu hampir setengah jam, Akhirnya Nolan muncul juga. Bukannya marah dia malah langsung memeluk Susan. Rasanya justru Sidney yang ingin meledak, karena dia benar-benar tidak suka jika Susan dekat-dekat dengan mantan kekasihnya itu. Entahlah mungkin Sidney cemburu tapi saat itu dia memang belum berpikir sampai kesitu. Dia hanya tahu jika dia tidak suka Susan dekat dengan pria manapun seolah Susa memang hanya boleh menjadi miliknya. Tapi jika mengingat Sidney yang memang sudah berada di dalam tubuh Susan selama hampir dua tahun, dan mengurusnya setiap hari. Sebenarnya wajar saja jika dia juga sudah seperti ikut merasa memiliki Susan. Bahkan Sidney kesal ketika Susan sendiri berbuat sembarangan dengan tubuhnya. Sidney harus kuat-kuat menahan diri ketika membiarkan Susan di peluk oleh  Nolan. Nolan juga masih menggenggema tanga Susan ketika mengajaknya dududk di sofa. "Aku sempat berpikir kau tidak akan mau menemuiku lagi, bahkan nomorku pun tidak bisa kuhubungi." Kata Nolan "Maafkan aku." Susan malah minta maaf padahal sangat tidak singkron jika mengingat pertengkaran terakhir mereka, Sidney masih menahan diri untuk tidak ikut campur membiarkan mereka membahas perkara yang sama sekali tidak penting baginya. Tapi tetap berpotensi membuat Sidney kesal karena Susan terus minta maaf. "Maaf, waktu itu aku juga sempat emosi," jujur Nolan, " kupikir kau bersikeras mengakhiri hubungan kita karena pria lain. " "Oh, maafkan aku, Nolan. Sungguh maafkan aku. " "Aku baru bertunangan dua bulan lalu, " katanya Nolan dan sepertinya bukan hanya susan yang terkejut. Sidney juga terkejut tapi dia senanag walapun tahu Susan akan sedih dan mungkin butuh di peluk "Maaf, seharusnya aku memang tidak ke sini," Susan langsung berniat untuk pergi dan Sidney juga ingin buru-buru mendorongtya menjauh sejauh-jauhnya dari Nolan. "Tidak, aku senang bisa kembali melihatmu, Susan." Nolan masih coba untuk menahannya.  baru saja tahu dia sudah bertunangan. "Selamat atas pertunanganmu. " Sidney juga cukup puas dengan ketegasan Susan. walau mungkin setelah ini wanita itu mungkin akan benar-benar mencakarnya. Walau Sidney senang ketika  Nolan mengatakan dirinya sudah bertunangan, ternyata dia  tidak bisa juga mengabaikan kesedihan Susan. Rasanya jadi rumit karena Sidney masih tidak menyangka jika dirinya bakal terlibat dengan perasaan wanita seperti ini. ******
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN