BAB 32 *

317 Kata
"Tolong jangan ikut campur, kali ini saja," kata Susan sebelum keluar tanpa membawa kunci mobil. "Kau mau pergi dengan apa? " "Lebih baik aku naik taksi dari pada mengendarai gerobak bajamu. " Sidney juga tidak bicara apa-apa saat Susan memilih memesan taksi karena benar-benar tidak mau menaiki mobilnya. "Kapan kau terakhir bertemu ibuku? "Tanya Susan setelah mereka saling diam cukup lama. Sebenarnya Sidney tidak menyangka Susan bakal mau mengajaknya bicara lagi. Dari situ Sidney mulai tahu, meskipun Susan sangat mudah marah tapi sebenarnya dia bukan pendendam, bahkan akan segera membaik lagi dengan sendirinya. Karena itu Sidney merasa lebih baik diam dulu jika Susan sedang kesal. "Mungkin dua bulan lalu," bohong Sidney. "Kau keterlaluan! " Susan hanya terlihat memejamkan matanya sebentar sambil mencubit pangkal hidungnya yang mungkin terasa nyeri. Sidney memang tidak pernah tahu berpa hari sekali wajarnya seorang anak mengunjungi orang tuanya jadi dia tadi juga cuma mengira-ngira. Dan dua bulan bagi Sidney itu sudah sangat luarbiasa karena dulu belum tentu dia setahun sekali mengunjungi ayahnya. Akhirnya mereka sampai di rumah orang tua Susan yang terlihat sepi dan semua jendelanya masih tertutup. "Kemana mereka? " tanya Susan bukan untuk di jawab tapi cuma mau sekedar di dengar. "Aku tidak tahu. " Sebenarnya Sidney juga terkejut dan benar-benar tidak tahu ke mana mereka semua. Susan terlihat sangat kecewa dan wajar kalau menuduh Sidney sudah menelantarkan orang tuanya. Sekali lagi Sidney tidak ingin membela diri karena bagaimanapun dia juga merasa bersalah. "Aku tidak tahu kau ini manusia atau apa, sampai tidak punya hati sama kali! " Kesal Susan sambil berjalan menghentak-hentak untuk kembali mencari taksi. Sepertinya Sidney memang harus exstra bersabar lagi untuk bisa mengajak Susan kompromi. Mahluk cantik itu memang seperti betina pemarah yang sedang tidak suka diganggu. Selama ini Sidney sendiri memang tidak terlalu dekat dengan keluarganya, karena itu dia sepertinya kurang bisa mengerti perasaan Susan. Sidney kembali memilih diam dan berharap kekesalan Susan akan segera usai.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN