Setelah mandi dan berpakaian mereka kembali ribut karena Sidney mau sarapan dulu dan Susan ngotot ingin buru-buru keluar mengunjungi ibunya.
"Kita makan dulu."
"Aku mau kerumah ibuku nanti bisa makan di sana."
Sideny tegas menggeleng mengunakan kepala Susan.
"Tidak, aku tidak bisa makan sembarangan."
Sidney memang tidak bisa makan sembaranga dan dia harus makan tepat waktu. Walau sekarang dirinya berada di tubuh Susan tapi kebiasaan itu nyatanya tetap terbawa dan Sidney tetap akan muntah jika nanti susan makan sembarangan di rumah orang tuanya.
"Ini tubuhku aku yang lebih tahu !" Susan tetap ngotot.
"Kita juga harus bicara dulu! " tegas Sidney mengingatkan jika mereka masih punya masalah.
"Nanti saja itu bisa ditunda, aku mau mengunjungi orang tuaku dulu! " Susan juga masih tidak mau kalah.
"Tidak kita harus bicara!" keras Sideny.
Susan melempar sendok di tanganya karena tidak mau makan, Sidney langsung marah menekan tangan Susan ke atas meja.
"Atau kita tidak akan pergi kemanapun! " ancam Sidney karena Susan berani melawan.
Tanpa Sidney duga Susan berpaling menggigit bahunya untuk membalas.
"Hentikan, Susan! Kita tidak akan berhasil jika terus seperti ini. " Sidney semakain marah.
"Aku hanya ingin tahu kabar orang tuaku! " teriak Susan, "apa kau peduli!"
"Sudah hampir dua tahun aku tidak melihat mereka dan sekarang kau mengajakku berdebat untuk hal sepele tentang menu sarapan pagimu! "
Baru kemudian Sidney diam karena bagaimanapun dia juga merasa bersalah jika mengenai orang tua Susan.
"Lepaskan tanganku! "
Sideny melepaskan tangan Susan.