Karena tidak sabar dengan Susan yang rewel, Sidney terpaksa memaksa Susan untuk bergerak, menyeret paksa tubuh Susan ke kamar mandi.
"Hentikan, Eric! "
"Aku tidak mau ke kamar mandi denganmu! " Susan bersi keras berpeganagn di kusen pintu.
Jadilah mereka berdua seperti dua orang yang saling tarik menarik. Lama-lama Sidney bisa ikut gila jika harus mengurus wanita rewel seperti ini.
Sidney memaksa Susan menggosok giginya sendiri, Sidney tahu wanita itu sangat kesal tapi memang tidak akan pernah menang darinya. Tapi Sidney yakin Susan bukan wanita yang akan mau mengalah pasti dia juga merencanakan sesuatu untuk menang darinya.
Setelah mengosok gigi dengan patuh Sideny membiarkan Susan berjalan ke bawah shower. Sidney cumakembali geli karena Susan mandi tanpa mem;epas pakaian.
"Kau benar-benar membuang waktu!"
"Jangan ikut campur, diamlah saja dan jangan sekali-sekali menggangguku di area ini!" tegas Susan 'kamar mandi adalah privasiku yang tidak bisa diganggu!'
Sepertinya Sidney mengabulkan yang satu itu, 'Sidney akan memberi Susan privasi di kamar mandi.' Padahal menurut Sidney apa bedanya toh dirinya tetap bisa ikut melihat dan merasaka apa yang dilakukan Susan. Susan memang agak aneh kadang juga konyol. Tapi selama Susan tidak terus ribut, Sidney merasa lebih baik dirinya mengalah dulu kali ini. Walaupun Sidney tetap tidak menyangka jika dirinya bakal bisa punya toleransi, apa lagi terhadap mahluk yang namanya wanita.
Tapi Susan sepertinya memang suka merepotkan dirinya sendiri, karena itu Sidney sering tidak sabar menghadapi keleletannya. Memang apa gunanya dia mandi dengan berpakaian lengkap padahal tetap saja Sidney ikut menyentuh setiap jengkal tubuhnya, dan Sidney juga sudah melakukan itu setiap hari.
"Sebenarnya kau tidak perlu serepot itu jika mau menutup matamu," kritik Sideny untuk cara Susan yang tidak efisien.
"Jadi kau menutup mata saat mandi dua tahun ini?"
"Kadang," jujur Sisney yang juga tidak senaif itu."Terkadang aku tidak punya cukup waktu utuk menutup mataku dan harus mondar-mandir di kamar mandi mengurusimu, " kilahnya.
Nyatanya Sidney memang sudah mengurus tubuh Susan selama hampir dua tahun lantas sekarang apa gunanya Susan sibuk berganti pakaian di dalam handuk segala. Karena kekonyolan-kekonyolan Susan seperti itu justru membuat Sidney makin tidak tahan untuk tidak menggodanya.
"Yang merah," bisik Sidney agar Susan memilih pakaian dalam merahnya.
Dan Susan langsung mendesis,"Tutup mulutmu!"