BAB 14 *

619 Kata
Nolan membawanya berhenti di depan rumah dengan halaman yang lumayan luas untuk ukuran rumah sederhana di pinggiran kota. Sidney turun lebih dulu tanpa menunggu Nolan, karena menurutnya bukan hal yang aneh jika memang benar itu adalah rumah orang tua Susan. Karena, jika ada orang yang harus menjaga sopan santun itu adalah Nolan, bukan dirinya. Baru saja mereka sampai di teras seorang wanita yang baru membuka pintu itu langsung berjalan untuk memeluk Susan. Jelas Sidney merasa canggung tapi dia ingat sedang menjadi Susan dan wanita ini adalah ibunya, tidak mungkin juga Sidney menolak ciuman atau pelukan meski jujur saja sangat aneh bagi Sidney. "Terima kasih kau sudah berhasil membawa putri keras kepala kami pulang, " katanya untuk Nolan. Saat itu Sidney hanya heran memang sudah berapa lama Susan tidak pulang tapi sepertinya dia tidak bisa juga bertanya. Mereka ternyata sudah menyiapkan makan malam sederhana yang di mulai dengan doa yang di pimpin oleh ayah Susan. Tiap kali rasanya sangat aneh bagi Sidney, entahlah mungkin karena dia tidak pernah tumbuh di dalam keluarga yang rajin berdoa, hingga makan pun harus berdoa dulu bersama-sama. Ibu Susan juga kelihatan sekali jika sangat perhatian terhadap putrinya. Dia mengambilkan semua makanan kesukaan Susan di piring Sidney yang malah jadi bingung bagaimana harus memakannya. Sidney tidak bisa makan sembarangan makanan, walaupun sekarang dirinya berada di tubuh Susan tapi tetap saja sugesti penolakan itu rasanya tetap tidak bisa hilang. Rasanya seperti fobia terhadap makanan tertentu tapi kali ini Sidney benar-benar tidak memiliki pilihan dan terpaksa harus menelannya. Sebenarnya Sidney adalah orang yang masa bodoh tapi sepertinya dia tidak bisa seperti itu kali ini. Mungkin sebenarnya Sidney juga menyukai orang tua Susan. Bukan hanya karena dia sendiri tidak pernah mendapat perhatian dari orang tua, tapi lebih karena sepertinya dia tahu jika Susan ternyata juga adalah anak yang sangat menyayangi orang tuanya. Karena itu rasanya Sidney jadi tidak bisa serta merta mengabaikannya begitu saja seperti perkara yang lain. Bayangkan saja bagaimana perasaan mereka jika sampai tahu entah sekarang putrinya itu ada di mana. Kemarin Sidney memang belum sempat memikirkannya tapi sepertinya sekarang dirinya jadi mulai ingin tahu. Sidney memperhatikan foto-foto Susan yang ditata rapi di sebuah lemari kaca. Nampak di sana berbagai foto Susan bersama orang tuanya dari masa ke masa, bahkan sejak Susan masih balita. Jelas sekali jika Susan memang anak yang cukup mendapat limpahan kasih sayang dan juga memang sudah cantik sejak dia masih anak-anak. Tipe anak yang ceria dan tidak malu untuk ber pose di depan kamera. Lantas apa salah jika tiba-tiba Sidney merasa seperti merenggut putri mereka. Sidney hanya tidak ingin memikirkannya karena bagaimanapun ini semua juga bukan maunya. Di perjalanan pulang tiba-tiba Sidney meminta Nolan untuk menghentikan mobilnya. "Kenapa? " tanya Nolan heran tapi dia tetap mengikuti perintah Susan. "Aku akan pulang sendiri!" tegas Sidney. "Aku semakin tidak mengerti denganmu, Susan!" "Berhentilah mengunakan orang tuaku untuk mendukungmu." "Apa maksudmu? " "Bersikaplah seperti seorang pria!"___"Aku ingin kita putus dan jangan coba melibatkan siapapun karena ini murni keputusanku sendiri!" "Omong kosong!" tolak Nolan masih tidak percaya. "Kau bisa melihatku, jika kau pikir aku sedang main-main!" Sidney sengaja menatap Nolan dan menantangnya dengan tatapan keji seorang Sidney Parker. "Aku serius, Susan, kita sedang membicarakan hubungan kita yang sudah dua tahun!" Nolan sepertinya masih belum menyerah untuk coba mengingatkan. "Aku lebih serius darimu! dan mulai saat ini jangan pernah coba menjemputku lagi! " tegas Sidney yang kemudian benar-benar turun dari mobil Nolan. "Kau mau ke mana? " "Sudah kubilang aku akan pulang sendiri dan silahkan jika kau kesal dan ingin meninju dashboard mobilmu!" Baru saja Nolan hampir melakukannya sampai Susan sudah mendahului mengejeknya. "Kau boleh membenciku karena itu akan jauh lebih sehat untukmu! " tambah Sidney yang pastinya takpeduli sama sekali jika telah menghancurkan hubungan Susan dan kekasihnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN