BAB 8 *

616 Kata
Tiba-tiba terdengar suara bel pintu berbunyi dan sepertinya Sidney juga sempat lupa jika tadi akan kedatangan tamu. Sidney ingat baik-baik jika namanya Nolan bagaimanapun dia tidak ingin salah menyebut nama. Kenapa hidupnya tiba-tiba jadi sangat repot seperti ini. Sidney segera membuka pintu dan mendapati pria berpakaian rapi yang sedang berdiri di depannya dengan perasaan aneh. Sumpah dalam seumur hidupnya Sidney tidak pernah menyangka jika dirinya bakal medapatkan tatapan seperti itu dari seorang pria, dan itu menjijikkan. "Aku lega kau baik-baik saja, Susan. " Sidney hampir ingin meninju pria yang tiba-tiba saja berani memeluknya tanpa peringatan. "Nola, lepaskan aku!" tegas Sidney sambil mendorong d**a pria itu. Mungkin memang terkesan agak kasar untuk diucapkan seorang Susan, karena setelah itu pria bernama Nolan itu langsung melihatnya dengan tercengang. Tapi apa peduli Sidney! Karena dia tidak akan peduli! "Ada apa denganmu, Susan? " Berulang kali Sidney harus kembali mengingatkan dirinya sendiri jika sekarang dia adalah Susan. Susan yang punya kekasih seorang pria, pria yang ternyata membuatnya jijik. Sepertinya Sidney harus segera memikirkan banyak hal jika memang masalahnya ini masih akan terus berlarut-larut. Bagaimanapun dia belum tahu kapan dirinya bisa pergi dari tubuh Susan ini dan tentu dia tidak mau sewaktu-waktu akan di peluk atau di cium seorang pria, benar-benar bencana yang mengerikan. "Kau baik-baik saja, Susa? " tanya pria itu lagi karena Sidney tidak juga mengatakan apa-apa. Sepertinya Sidney benar-benar tidak pernah menyangka jika justru hal sepele seperti ini yang mungkin akan berpotensi membuatnya gila. Nolan sudah kembali ingin menyentuhnya saat Sidney buru-buru melangkah mundur dan menepis tangannya dengan kasar. "Sungguh aku sedang tidak ingin diganggu!" kata Sidney kemudian dan jelas saja jika Nolan langsung kembali terkejut walau kemudian dia segera berpikir mungkin Susan hanya sekedar bercanda. Nolan justru kembali berjalan maju untuk menangkap pinggang Susan dan menarik wanita itu ke pelukannya. Sidney spontan mengumpat karena benar-benar tidak menyangka pria itu akan bertindak demikian. Nolan sudah menangkap pinggangnya dan wajah mereka sekarang sudah terlalu dekat jika Nolan ingin mencium Susan. "Lepaskan aku, Nolan!" Sidney coba menggeliat seperti layaknya Susan sambil mendorong d**a pria di depannya. " Aku serius dengan perkataanku! " "Aku tidak peduli!" balas Nolan dengan seringai liciknya saat mengangkat tubuh Susan dan menjatuhkannya di atas sofa. Sidney benar-benar tidak tahu seperti apa kebiasaan pasangan ini bercanda tapi apa peduli Sidney, karena reflek setelah itu dia sudah benar-benar meninju rahang Nolan hingga terdengar suara berderak. Walupun tinju itu hanya dilakukan oleh tangan Susa tapi tenaga Sidney tetap saja layaknya pria. Nolan langsung mengumpat dan meludahkan darah segar dari mulutnya sebelum akhirnya kembali menatap Susan yang sudah melompat berdiri dari sofa. "Sorry!" kata Sidney tapi tidak terlihat menyesal sama sekali. "Akan kuambilkan es batu!" Sidney buru-buru pergi tanpa menunggu pertanyaan Nolan dan langsung kembali membawa bungkusan es yang segera dia serahkan pada pria yang sedang mengatupkan rahang ketik balas menatapnya. "Aku tidak tahu apa maksud semua ini!" Nolan hanya mengambil es batu tersebut kemudian menaruhnya di atas meja dengan membantingnya sedikit kesal sebelum kemudian pergi tanpa bicara apa-apa lagi. Tapi apa peduli Sidney! Dia juga tak peduli! Jadi anggap saja pria itu juga sedang sangat sial karena bertemu Sidney Parker. Sidney hanya berdiri kaku memperhatikan punggung Nolan sampai benar-benar pergi. Mungkin saat itu Nolan berharap Susan akan mengejarnya sampai ke pintu tapi nyatanya wanita itu tidak melakukan apa-apa, dan Nolan benar-benar kecewa dengan cara becanda Susan kali ini. Nolan memang tidak menganggap serius perkataan Susan, tapi dia juga manusia bisa kesal dan jengkel. Karena itu dia memilih pergi karena Nolan paham betul sifat keras Susan. Bagaimanapun mereka sudah dua tahun bersama dan tentunya Nolan pikir hal sepele seperti pertengkaran sudah biasa mereka hadapi dan akan segera berbaikan lagi tanpa dia tahu jika mungkin pertengkaran mereka kali ini akan lain ceritanya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN