Tiba-tiba saja Sidney merasa perlu kegiatan yang masuk akal jika tidak ingin gila mendadak karena harus memikirkan begitu banyak perkara sekaligus. Ini baru masalah Susan belum lagi masalahnya sendiri yang sudah jelas menanti di depan mata.
Sidney segera mencari sepatu joging di rak sepatu dan kembali menggerutu dengan pilihan warna Susan yang norak. Sidney tidak pernah menyangka jika dirinya bakal mengunakan sepatu berwarna pink, tapi berulang kali Sidney mengingatkan dirinya adalah Susan. Susan si wanita yang ternyata bisa sangat begitu mengoda meskipun hanya mengunakan stelan joging. Tanpa ingin lama-lama memandangi dirinya di depan cermin Sidney segera turun ke bawah untuk mulai berlari.
"Non Susan, mau joging? " tegur satpam apartemen yang tadi pagi juga menyapanya, sepertinya dia agak terkejut melihat Susan dengan sepatu sport dan rambut di ikat tinggi cuma untuk lari-lari.
Sidney hanya mengangguk sambil lalu tak menghiraukannya meski dia tahu sepertinya satpam itu sudah cukup akrab dengan Susan. Jangankan satpam, mungkin ibu Susan pun akan syok jika sampai melihat putrinya tiba-tiba mau berlari-lari seperti itu di sore hari.
Sidney berlari di trotoar karena komplek apartemen Susan agak jauh dari taman kota yang memiliki fasilitas untuk joging. Sidney tetap berlari di antara para pejalan kaki tanpa mempedulikan orang-orang di sekitarnya yang mulai melihatnya dengan aneh. Sidney sadar karena bagaimanapun Susan adalah mahluk yang sangat mencuri perhatian. Terlalu cantik untuk berkeliaran sendiri di trotoar jalan Raya, tapi apa peduli Sidney toh dia yakin tidak akan ada yang berani mengganggunya.
Sidney baru kembali ke apartemen Susan saat menjelang petang dengan hasil keringat bercucuran dan pastinya lapar karena sepertinya dia juga baru ingat jika belum mengisi apapun kedalam perutnya selama seharian karena begitu kacaunya hari ini.
Sidney segera mencari makanan di kulkas dan tidak menemukan apa-apa kecuali makanan tak berguna. Sidney heran seperti apa sebenarnya Susan mengurus dirinya.
Sidney mengambil buah apel dan langsung menggigitnya, kemudian dia baru ingat kembali untuk mencari-cari handphone Susan. Dia perlu untuk memesan makanan, walaupun saat itu Sidney belum tahu apakah Susan menyimpan uang cash, karena kalau tidak sepertinya Sidney harus membobol rekening pribadinya sendiri.
Untungnya Sidney masih menemukan uang cash di dompet Susan. Mungkin besok dia harus segera mengurus semua akun banknya, karena bagaimanapun dia perlu uang untuk bertahan hidup, karena dia juga belum tahu harus berapa lama lagi dirinya berada di tubuh Susan ini.
Tak lama makanannya datang. Sidney tidak terlalu mengerti memesan makanan karena selama ini selalu ada yang mengurus semua keperluannya, termasuk dengan menu makannya yang khusus. Sidney tidak bisa makan sembarangan karena itu pengurus rumahnya selau menyiapkan makanan sehat untuknya. Tentu makanan sehat bukanlah menu yang mudah ditemukan dalam list delivery.
Sidney memesan sup dari sebuah rumah makan Chinese food dan langsung memuntahkannya kembali karena sama sekali tidak layak untuk dia makan. Sepertinya Sidney juga harus segera memikirkan hal ini karena jelas dia orang yang tidak bisa makan sembarangan makanan, dan kenapa tiba-tiba sepertinya banyak sekali yang harus dia tangani.
Kalau seperti ini bagaimana dirinya bisa segara mengurus masalahnya sendiri, padahal Sidney harus tahu bagaimana kondisinya sekarang. Dia masih hidup atau sudah mati, dan kenapa pikiran itu tiba-tiba agak mengerikan untuk dipikirkan. Tapi kekhawatirannya itu mungkin saja terjadi, karena kalau tidak kenapa rohnya sampai nyasar ke tubuh orang lain seperti ini.
Walaupun Sidney tahu dirinya tidak pernah memiliki riwayat penyakit berbahaya kecuali masalah alergi makanan, tapi mungkin saja dia tiba-tiba mati mendadak karena serangan jantung. Sidney merasa benar-benar harus segera tahu bagaimana kondisinya sekarang, jika tidak ingin terus berpikir macam-macam seperti ini. Dia harus segera memikirkan cara untuk mencari tahu tentang keberadaan Sidney Parker karena seandainya pun dirinya meninggal bukankah seharusnya beritanya sudah ada di media masa. Sidney juga masih ingat jelas bagaimana dirinya menikmati sampanye-nya seorang diri dan sama sekali tidak ada yang aneh malam itu. Dia juga tidak sedang bersumpah serapah atau mengumpat untuk minta dikutuk, tapi tiba-tiba saja tadi pagi dia sudah bangun di tubuh perempuan.
Sidney merasa otaknya masih waras, hanya saja semua kejadian ini saja yang tidak masuk akal dan berpotensi membuatnya gila !