Berlari adalah tujuan utama saat menyaksikan momen berengsek di depan mataku. Dan kesialan kembali menimpa. Gagang pintu mengait sukses pada kausku. "Vira?!" Suara Gilang dari dalam rumah memanggilku. Aku buru-buru melepas kaitan bajuku di gagang pintu dan segera bergegas keluar tanpa menghiraukan panggilan Si Patung Liberty sialan itu. Dan bodohnya lagi air mata cengengku mulai berlomba keluar tanpa permisi. Aku mengusapnya kasar dan menyalakan kembali motor yang baru beberapa menit kuparkir. "Salvira! Tunggu!" Ujung mataku melirik sebelum melajukan kembali motorku. Gilang keluar dan disusul oleh Soraya yang seperti biasa selalu cantik sempurna. Makin mengecillah rasa percaya diriku di hadapan kedua orang keren itu. Dari spion motor aku sedikit berharap Gilang mengejarku dan menjela