Menikah karena desakan keluarga memang tidak pernah kubayangkan sebelumnya. Sebenarnya aku bukan tidak ingin menikah. Hanya saja, dulu aku pernah kecewa. Helen. Gadis yang hampir aku nikahi. Kami berhubungan sejak duduk di sekolah menengah pertama. Dia seumuran denganku. Kami saling tertarik satu sama lain. Saat itu, Helen adalah duniaku. Dia menempati urutan ketiga sebagai orang yang kucintai. Urutan pertama tentu saja ibuku lalu ayah. Saat SMA juga kami masih satu sekolah. Helen juga yang membuatku bangkit dari rasa bersedih saat ditinggal pergi oleh ibu. Berhari-hari aku terpukul melihat ayah yang terus mengurung diri di kamar. Yang membuatku terpaksa mengambil alih perusahaan ayah dalam usiaku yang belum genap 20 tahun. Dan Helen terus menemani dan menyemangatiku saat itu. Aku menja