"Sayang!" Panggil Arkan dengan wajah bahagianya. "Om Arkan!" Lirih Nana dengan nada bergetar menahannya tangis, sangat tidak menyangka kalau ternyata semua omongan Arkan waktu lalu, hanya bualan saja untuk merayunya, bukan karena benar-benar mencintai nya. Arkan yang melihat perubahan wajah Nana, langsung berlari kecil mendekati Nana. "Sayang, kamu…" Arkan tidak bisa melanjutkan lagi kata-katanya, saat melihat mata Nana mulai menjatuhkan setetes air matanya. Arkan langsung mendekat dengan niatan ingin memeluk Nana. "Hentikan! Jangan pernah menyentuh Nana lagi, meski hanya sebatas ujung rambut Nana, Nana tahu Nana sudah tidak suci lagi, bahkan bisa dikatakan Nana perempuan murahan yang menjual keperawanannya hanya demi uang. Tapi maaf Tuan, anda tidak bisa lagi mempermainkan saya dengan