Sean selalu mendampingi Becca, pekerjaannya sampai dia bawa ke rumah sakit kecuali saat ada bagian yang membutuhkan kehadirannya, Grace atau Falisa yang akan temani Becca. Dua minggu masa pemulihan, akhirnya Becca bisa pulang. Dia berpegangan pada leher Sean yang menunduk, meraup tubuhnya. Mata biru Becca tidak pernah lepas dari wajahnya. Sean sangat sadar arti tatapan matanya. “Aku sebenarnya bisa jalan, tapi aku tidak mau jatah manjaku berkurang selama sakit.” Sean tersenyum tipis, sambil menaikkan posisi Becca, “kau memang tahu betul cara memanfaatkan diriku.” Tangan Becca meraih dagu Sean, memaksanya untuk menatapnya, “suamiku kaya raya dan sangat mencintaiku, aku harus memanfaatkan kebaikan Tuhan ini sebaik mungkin.” Lalu terkekeh. Sean tertawa juga, kemudian terus melangkah