Matteo ingin membahagiakan ibunya, bahkan jika itu berarti harus mengorbankan dirinya sendiri. Namun jauh di dalam hatinya, ia tahu, waktu ibunya tidak banyak. Setiap hari, tubuh itu tampak semakin lemah, suaranya semakin pelan, dan senyumnya yang dulu hangat dan menenangkan, kini mulai pudar perlahan seperti cahaya senja yang tidak mampu menahan malam. Ketika Sofia menggenggam tangan mereka berdua lebih erat, Matteo hanya bisa menatap wajah ibunya yang memaksakan senyum di tengah lelah yang jelas tergambar. "Teo," bisik Sofia pelan, suaranya serak namun penuh kasih, "Lia pasti akan membuat kamu bahagia." Kata-kata itu menembus d**a Matteo seperti aliran air hangat yang menyentuh luka lama. Degup jantungnya semakin tidak beraturan, napasnya tersendat di tenggorokan. Ia menatap Ophelia ya

