"Sungguh Amanda ini benar-benar bukan kehidupan." Amanda memang tidak bisa membela diri dan saat itu juga Evan tiba. Evan sudah berdiri di ambang pitu dan sepertinya juga sudah ikut menyimak sebagian pembicaraan mereka. "Hay," sapa Ardi lebih dulu. Evan cuma membalas dengan senyum. Amanda segera menghampiri Evan untuk membawakan ranselnya. "Ardi baru datang membawakan titipan dari ibu," Amanda coba menjelaskan untuk menguraikan ketegangan canggung di antara mereka berdua. "Terima kasih sudah berkunjung." Evan masih bersikap wajar meskipun tahu pemuda kaya itu baru mengkritik kehidupannya. Ardi juga terlihat memperhatikan penampilan Evan yang masih mengenakan celana kotor bekas oli. Meski tidak berkomentar apa-apa dan kemudian berpamitan pergi tapi Evan bisa tahu apa yang dinilai pemu