"Maafkan aku Ayah ... " baru kali ini Evan memangilnya ayah sambil menyentuh batu nisan Kansaz yang sudah tidak bisa membalas sapaan putranya. "Maaf, karena baru bisa mengunjungimu." Walaupun tahu ayahnya tetap akan dihukum mati, tapi kehilangan dengan cara seperti ini ternyata rasanya jauh lebih menyakitkan. Bahkan dia tidak pernah sempat bertemu untuk terakhir kali apa lagi menyaksikan pemakamannya. Sudah hampir setengah jam Evan hanya duduk diam di samping makam ayahnya dan hanya terus bisa menyesal. Mungkin jika Evan tidak pergi ayahnya masih hidup. Bisa Evan bayangkan sesedih apa orang tua itu ketika dirinya tidak pernah berkunjung dan tanpa kabar. Benar-benar satu tahun yang menyesakkan dan tetap berujung menyesakkan. Meskipun sekarang Evan sudah tahu siapa ayah biologisnya tapi ba