Permintaan Maaf Juanda

1191 Kata

"Mamanya Rinjani......." Suara berat yang memanggilku dengan panggilan tidak biasa itu bukan hanya membuatku menoleh, tapi juga dua orang yang sedang berdebat di ujung lorong sana untuk melihat ke arahku, sontak saja, pandangan dua orang tersebut menajam seolah menuduhku sebagai seorang penguping perdebatan mereka yang isinya sangat memalukan. Sungguh, aku benar-benar bergidik saat mendengar betapa bejatnya calon mantan suamiku ini, tidak bisa aku bayangkan bagaimana jadinya Rinjani jika tahu kenyataan buruk akan sikap Papanya ini. Muak dan jijik, serta enggan disebut sebagai seorang penguping seketika aku membuang muka ke belakang, ke arah Kapten Dio yang berjalan menghampiriku meskipun aku masih canggung karena candaannya beberapa saat lalu. "Gimana, Kap? Kenapa nyariin. Aku kebelet

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN