"Jangan terlalu mengkhawatirkan hal-hal yang sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan, Mamanya Rinjani. Tidak baik terlalu melihat ke belakang karena yang tersisa hanyalah masalalu, dan aku, mengajakmu untuk melihat ke depan, ke masa dimana ada aku yang akan menjadi alasanmu untuk tersenyum bahagia.” Bahagia, ya? Benarkah aku bisa kembali merasakan bahagia itu? Sudah cukupkah waktu dua tahun untukku sendirian menjalani hidup? Pria di sebelahku ini, benarkah dia orangnya? Sedekat inikah seorang yang akhirnya menjadi teman melengkapi kisahku sampai akhir? Lama aku menatapnya, sampai aku tidak menyadari jika rombongan Besan dari keluarga Mas Dio sudah sampai di ujung sana, selayaknya pernikahan adat Jawa Tengah, tamu besan yang datang di sambut oleh perwakilan keluarga perempuan dan acara serah

