Fateh melepaskan kedua tangan Nia dari pipinya. Wanita ini pikir apa yang barusan ia katakan? Nia memaksa Fateh untuk membuat janji pada sesuatu yang tidak mungkin bisa ia tepati. “Hm?” tanya Nia yang sedang menyisir rambut Fateh ke belakang. Prianya terlihat seperti tidak terurus. Rambut sudah panjang dan menutupi dahi, dagunya juga mulai kasar, dan yang paling parah matanya terlihat begitu lelah. Seperti kurang tidur. Nia melakukan gerakan menyisir rambut Fateh itu berulang-ulang sambil terus mendesak Fateh untuk memberikan jawaban. Namun nihil. Fateh hanya menatapnya datar. “Katanya sayang..” cibir Nia. Ia sengaja sedikit menjambak rambut Fateh karena pria itu mengabaikannya. Fateh mendesah pelan saat merasakan kulit kepalanya kembali nyut-nyutan. Nia menarik rambutnya tepat di bekas

