Pria itu benar-benar sakit hati atau sengaja mengerjai Nia sih? Itu yang Nia terus tanyakan dalam hatinya. Bagaimana tidak? Setiap pagi sebelum Fateh berangkat bekerja di mana dia masih tidak mau berpura-pura seperti pasangan harmonis dengan Nia di depan keluarganya, Fateh selalu mengatakan bahwa ia akan pulang larut, malam ini. Tapi- “Tapi apa? Aku ‘kan juga udah bilang: Pulang aja! Bukannya kamu yang bilang ga perlu diantar? Kamu ga mau di antar! Ingat?” Nia meneguk ludahnya kasar, napasnya kembali sesak. Seperti yang sudah-sudah. Wah.. Nia familiar sekali dengan perasaan seperti ini. Begini lah rasanya menikah. Pantas saja Etek-eteknya sering mengeluh soal suami mereka. “Tapi kamu ga pernah pulang tepat waktu, Teh! Kita masih suami istri yang saling mencintai di depan keluarga kamu.

