Fateh memasuki dapur dan menemukan beberapa piring berisi dadar gulung tepat di depan Aini. Kalau kalian pikir Aini masih sekurus beberapa bulan yang lalu, kalian salah besar. Karena wanita ini benar-benar besar sekarang sampai Fateh takut membiarkannya berjalan sendirian. Khawatir dia akan tumbang mengingat kaki kecilnya yang Fateh sangat hapal itu membawa bobot yang tidak diperuntukkan kepadanya. Fateh bisa melihat raut bahagia Aini saat ia mendapatkan gigitan pertama. Raut yang mengingatkannya pada Nia. Dan ya, Fateh akui ia sering ragu. Karena semakin lama, Aini semakin terlihat seperti Nia. Wanita ini selalu mengidamkan makanan yang juga dulu Nia idamkan. “Aku mengganggu kamu?” tanya Fateh saat Aini langsung beranjak ketika ia mendudukkan diri tepat di seberang Aini. “Engga..” “

