“Pak Surya, senang sekali bisa berkumpul lagi! Rasanya baru kemarin kita begadang demi menyelamatkan Mahitala, dan sekarang lihatlah—perusahaan ini makin bersinar!” Seorang rekan lama menepuk bahu Surya dengan suara lantang, membuat beberapa tamu ikut tertawa. “Siapa sangka, dari yang nyaris jatuh, sekarang bisa berdiri setinggi ini? Salut untuk keteguhanmu.” Beberapa tamu lain mengangguk setuju. Gelas-gelas diangkat, seolah mengamini kalimat itu. Senyum tipis muncul di wajah Surya, diikuti anggukan sopan. “Masa sulit adalah pelajaran berharga. Kami tidak akan melupakannya, juga bagaimana kalian semua telah membantu Mahitala.” Para tamu bersulang, denting gelas beradu mengisi udara sejenak. Setelah itu, Surya menoleh ke samping, menatap putrinya yang duduk anggun di kursi sebelah. "Izi

