Pletak... "Auh kenapa jidad aku di sentil sih." erang Angel sambil mengusap jidadnya yang terasa perih. Padahal dia sudah berbaring di ranjag loh, telat banget itu laki-laki satu responnya. "Biar cepet sadar." kata Faza. Faza mendorong tubuh Angel sehingga gadis itu bergulis ke tengah ranjang. Setelah itu ia ikut membaringkan dirinya diranjang bersama dengan sang istri. "Modus! Nanti nih kalau kamu udah inget, awas aja kalau sampai sujud syukur karena Abang nikahin ya." "Alay, mana ada kaya begitu, Bang! Angel tuh nggak bakal sampai segitunya. Cowok masih banyak, apalagi yang muda nggak Om-Om kaya Abang." celoteh Angel membuat dirinya sendiri meringis. Jelas ucapannya adalah dusta, mengingat sedari kecil saja ia sudah menggilai Faza. Gemas menden