BAB15

1104 Kata
Sebenarnya hubungan Nicholas dan Lizzy sudah mulai membaik belakangan ini, mereka sama -sama belajar untuk melalui hubungan yang tenang bahkan nyaris tanpa konflik, meskipun mereka semakin jarang bertemu . Nicholas semakin sibuk karena harus pulang pergi ke Glasgow untuk mengurus pengalihan perusahaan mereka setelah Nicholas benar-benar mengusir sang paman. Seluruh energinya sudah banyak terkuras untuk mengurusi semua itu, kadang kembali pulang kerumah mulai menjadi kebutuhan yang tanpa sadar mulai dia rindukan. Nicholas memandang keluar dari jendela besar di lantai dua melihat istrinya yang sedang memanah di halaman, berulang kali memperhatikan anak panah sang Lady yang kembali tepat sasaran. Tanpa sadar Nicholas kembali menyusuri bekas luka di berutnya, dan ada perasaan hangat yang tiba-tiba berdenyut lembut di dadanya. Nick kembali memperhatikan istrinya. Menyadari betapa kuat dan mandiri strinya yang cantik itu, dan Nicholas segera kembali teringat perkataan sang paman. "Pernikahan tanpa keturunan sama sekali tidak lebih baik dari benang yang sangat rapuh!" "Aku tidak tau kau akan pulang, Nick!" Nicholas baru sadar jika istrinya sudah tidak lagi berada di halaman, wanita itu baru saja menaiki tangga dan sudah berjalan mendekatinya yang masih mematung di dekat bingkai jendela. Ternyata Nicholas memang lebih suka melihat keceriaan wanitanya itu saat bersama busur dan panahnya, kegiatan yang lama di tinggalkan sang Lady selama wanita itu memilih mengurung diri bersama tumpukan buku usangnya. Lizzy terkejut saat Nicholas menarik pinggangnya dan mulai menciumnya tanpa jeda. "Nick apa ada yang salah?" tanya Lizzy bingung . Nicholas berhenti untuk menatap istrinya dengan sungguh-sungguh. "Aku ingin memiliki banyak anak darimu, sangat banyak jika perlu." katanya kemudian. "Kita akan memilikinya lagi, Nick, seperti yang sering kau bilang." "Ya, dan aku sedang tidak ingin menundanya." Nicholas mengangkat tubuh istrinya tanpa peringatan dan membawanya ke kamar mereka, Nicholas tak perduli dengan protes Lizzy yang merasa malu dengan tatapan para pelayan di rumah mereka. "Abaikan mereka, Lady, sungguh mereka sudah sering melihatku telanjang, kau tidak perlu khawatir." "Kau benar-benar tidak tau malu, Nick!" protes Lizy percuma karena Nicholas tetap mengabaiknnya dan tetap memboong istrinya ke dalam kamar. Mereka memang para pelayan lama keluarga Stanley yang bahkan sudah mengurus Nicholas sejak masih bayi, jadi wajar jika mereka juga sudah biasa melihat tingkah Nicholas bersamawanita-wanitanya. Nicholas masih tak berhenti mencium istrinya bahkan saat mereka menaiki anak tangga menuju kamar mereka. "Apa ini akan berhasil?" "Kita akan segera tau." "Kita akan melakukannya sepanjang hari jika perlu." "Itu terdengar konyol, Nick." "Sungguh bukan hanya karena aku ingin kau segera hamil Lizzy, tapi karena aku juga menginginkanmu." "Apa paman Tomas kembali menekanmu, Nick?" Lizzy tetap tidak akan tertipu saat kembali mengalihkan pembicaraan. Nicholas coba menghela nafas dalam. "Aku tau pasti dia juga coba menemuimu." "Dia hanya datang beberapa kali." "Sungguh, Lizzy, kenapa kau selalu membelaku? " "Paman selalu meyakinkanku bahwa kau hanya pria berengsek, Nicholas, tapi apa salahnya jika aku punya keyakinanku sendiri tentangmu." Nick menarik tangan istrinya mengecupnya berulang kali "Terimakasih," ucap Nicholas karena memang hanya itu yang bisa dia ucapkan untuk wanita sehebat Lady Eizabeth Lingtoon. "Kau tidak perlu berterimakasih, karena kau juga boleh memiliki apa pun yang menjadi milikku ,Nick." "Bagaimana jika Aku akan membeli sebuah pulau?" "Untuk apa? " "Aku tidak akan mengambil resiko untuk kesekian kali, aku ingin memastikan istri dan anak-anakku berada di tempat yang paling aman." "Kurasa itu akan membuat paman murka" "Sebenarnya itu sudah terjadi" "Kau sungguh -sungguh ingin menantangnya, Nicholas?" Nick tau jika Lizzy hanya sedang mencemaskannya, pasti karena dia memang tidak bodoh dan sudah tau pasti seperti apa sifat pamanny. Tapi Nicholas tetaplah Nicholas, pemuda yang tidak akan mudah di buat takut apa lagi hanya oleh tua bangka seperti Erl Lockwood. "Jangan cemas karena aku akan selalu bersamamu, Lizzy." "Kadang aku hanya tidak tau apa kau akan kembali pulang." Lizzy ingat bagaimana kesedihannya dulu tiap kali dirinya hanya bisa duduk dan menunggu. Nicholas meraih tangan istrinya kemudian menciumnya beberapa lama,"You're my home" baru kali ini seorang Nicholas Stanley menyadari kebenaran kata-kata nya.. ******* Lizzy benar-benar mulai menunjukkan gejala kehamilan, berita itu tentu membuat mereka berdua bahagia. Sekarang Nicholas harus memastikan istri dan bayinya aman, dan dia memang sudah membuat rencana.... YORKSHIRE........ "Tidak aku tidak akan membantumu Nick" "Oh saudariku" "Ingat kau hampir membunuhku Nick" "Aku hanya coba memberi kesempatan padamu sepupu,seharusnya kau cukup berterimakasih saja " "Kau memang berengsek yang tega mengurung wanita hamil di dalam kereta" "Sungguh aku tidak akan melakukannya jika tau kau sedang hamil An" "Kudengar kau juga tega menelantarkan Clary yang sedang hamil untuk menikahi Putri bangsawan kaya" "Oh jangan bawa-bawa istriku sepupu ,karena sekarang dia juga keluargamu " "Omongkosong" "pergilah Nick "tolak Anna "Dengar aku menyayangimu sepupu, apa kau ingat aku pernah benar-benar menyakitimu? " Jujur Nicholas memang tidak pernah menyakitinya secara fisik tapi bukan berarti semua itu bisa mengurangi ke berengsekannya . "Berhentilah menjadi orang yang menyebalkan Nicholas Stanley" "Aku hanya ingin Istriku bisa tinggal bersama kalian, untuk sementara waktu" "Itu sangat aneh, untuk apa kau ...." "Istriku sedang hamil, dan aku merasa haya tempat inilah yang aman untuk nya" "Beengsek Nicholas kau ingin menyembunyikan wanita hamil di estate! " "Tolong An aku tidak bisa mempercayai siapapun selain dirimu,dan istriku sudah ada di kereta " "Apa?" Lady Ana masih syok saat Nicholas memberi isyarat pada pengawalnya agar meminta istrinya keluar. "Kau benar-benar berengsek Nicholas" "Aku yakin pengurus kuda itu yang mengajarimu mengumpat sayang" "Jangan salah aku lebih banyak belajar darimu Nicholas" Dan Nicholas mulai tertawa. Lady Annabeth masih memperhatikan wanita muda yang barusaja keluar dari kereta. "Sungguh Nicholas, dia nampak seperti kupu-kupu yang seharusnya tidak keluar dari rumah kaca" "Tolong jaga dia untukku An" Sangat mengejutkan mendengar perkataan tulus itu bisa keluar dari mulut seorang Nicholas Stanley. Bagaimanapun Lady Annabeth bukannya tanpa hati ,dia memang tidak pernah melihat sepupunya itu cukup peduli dengan orang lain. "Jadi kau benar-benar tega meninggalkan Lady Elizabeth di estate?"tanya Anna setelah Nicholas memperkenalkan mereka berdua. "Hanya rumah kalianlah tempat yang paling aman untuk istri dan calon bayi kami" "Maafkan kami dengan segala kesederhanaan ini Lady" "Aku tidak keberatan sepupu, panggil saja aku Lizzy" Niick merasa jika peternakan Lord Harrington itu adalah tempat teraman untuk istrinya ,karena pasti tidak akan ada yang menyanka Nicholas masih cukup berani untuk datang kepada mereka. Tapi siapa yang bisa menebak akal tak terduga Nicholas, selai licik kadang dia juga tidak tau malu karenanya Lady Anna pun sepertinya juga tidaak bisa mengabaikan sepupu tidak tau dirinya itu. Sering kali sang Lady hanya heran bagaimana bisa pemuda licik itu sepertinya selalu beruntung. Nick memiliki istri yang kaya raya yang bahkan sangat cantik jelita. Memang apa yang dipikirkan Lady Elizabet sampai mau menikah dengan sepupunya yang bahkan sudah tidak punya apa-apa. Karena Lady Anna mendengar jika Lady Elizabeth pulalah yang sudah mengambil kembali semua aset keluarganya dari James. LIKE YA
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN