Cecil terlihat sangat buruk ketika Lucy datang, entah sejak kapan kakak perempuannya itu sudah duduk seperti mayat hidup penunggu bingkai jendela. Lucy yang baru datang dari Newcastle segera mendatangi kediaman kakaknya, entah sudah berapa lama dirinya tidak melihat Cecil, kakaknya itu terlihat agak kurus dan pucat. sambil melepas kancing mantelnya Lucy berjalan menghampiri kakak perempuannya, dia meletakkan mantel tersebut di punggung kursi yang akhirnya dia duduki untuk menghadapi Cecil yang masih diam seperti marmer beku yang sewaktu-waktu bisa hancur atau terbelah. Ya, sepertinya Cecil memang sedang labil seperti apa yang ia tulis dalam surat-suratnya. "Sepertinya aku akan gila Lucy," ungkap Cecil seperti sudah benar-benar kehilangan semangat hidup. "Apa yang ter jadi?" tanya Lu