Chesa menoleh ke samping di mana Dafa sedang fokus mengemudikan mobil. Sejak keluar dari kediaman keluarga Dewanto pria itu tidak mengatakan sepatah kata dan wajahnya menampakkan raut marah dan lelah. Ia sendiri juga merasa kejadian barusan membuat pikirannya kacau. Pertama kali melihat sebuah pertengkaran dalam keluarga Dewanto dan secara tidak langsung terjadi karena kehadirannya. Tidak nyaman dengan situasi seperti ini, tangan Chesa terangkat lalu menyentuh lengan Dafa dengan pelan, “Dafa....” Dafa menoleh sekilas, “Hhhmm...?” “Kamu kenapa diam terus?” tanya Chesa hati-hati. Ia tidak tahu bagaimana membuka percakapan hingga menanyakan hal yang sudah ia tahu jawabannya. “Aku cuma merasa kesal dan marah dengan kejadian tadi” “Tapi harusnya kamu jangan bersikap seperti itu, Daf. Aku t