“Tidak! Ini pasti salah! Ini tidak benar!” teriak Raihan saat perawat sudah mendorong tubuh sang kakak yang sudah terbujur kaku. "Bang, bangun Bang! Abang harus bangun! Aku akan memberikan hak asuh si kembar padamu kalau kamu bangun! Bangunlah Bang," racau Raihan sambil mengguncang-guncang tubuh sang kakak. Namun sayang, lelaki yang wajahnya bak pinang dibelah dua dengannya itu tetap menutup matanya. Raihan menangis sejadi-jadinya. Dia begitu menyayangi sang Kakak. Meskipun sang Kakak kerap kali menyakitinya. Namun rasa sayang itu tak pernah berkurang. Dia peluk tubuh yang sudah pucat pasi itu. Meski dia tahu sang Kakak tidak akan pernah kembali. Setelah semua administrasi selesai, Raihan pun membawa jenazah sang kakak pulang ke rumah. Keluarga menginginkan, Raiyan dikuburkan di Indone