“Kamu lagi ngapain sih, dari tadi aku telepon enggak diangkat-angkat? Presiden saja enggak sesibuk kamu! Dua puluh menit, aku nunggu selama itu dan sampai ngasilin ratusan panggilan hanya buat menghubungi seorang YAMA! Astagah ....” “Tadi aku lagi tanam saham, jadi tolong dikondisikan, Co!” Dari seberang, suara Yama bercampur dengan tawa yang ditahan. Pria itu terdengar sangat semringah sekaligus bahagia, seolah hidupnya sama sekali tidak memiliki beban. Di tengah semilir angin malam, balasan Yama barusan langsung membuat seorang Markco kicep. Pria berambut ikal pendek itu buru-buru memastikan layar ponselnya. Di layar ponselnya masih dihiasi status teleponnya dengan kontak Yama yang masih tersambung. Waktu menunjukkan tepat setengah sepuluh malam. Masa iya, Yama yang anaknya masih bayi,