Sekitar pukul sembilan malam, mobil Markco menepi di depan gerbang rumah kokoh yang tampak sepi. Suasana sudah remang, tapi satpam yang berjaga dan langsung menghampiri Markco berdalih, orang tua Markco ada di rumah. “Di rumah ada siapa lagi selain papah mamah sama Monic, Pak?” tanya Markco sambil sesekali menoleh kepada Livy yang ia larang menggendong Lify. Satpam yang berjaga malah menjadi ragu terlebih ketika tatapannya tertuju kepada Livy. Ia sampai menelan ludahnya karena terlalu bingung. “Ada orang lain lagi?” Markco masih menunggu balasan sang satpam. Tangan kirinya yang tidak memegang ponsel dan kunci mobil berangsur merangkul punggung Livy, menuntunnya untuk selalu di dekatnya, selain Livy yang sampai sudah menuntun Lify. “I-ya, Mas!” jawab sang satpam benar-benar terpaksa. Na