Hanya seorang ART yang mereka jumpai di kediaman Livy, tidak dengan ibu Fifin yang seolah sengaja menghindar dan tak mau menemui Markco. Livy menjadi tak enak hati, lebih-lebih Markco yang sampai berat membiarkan Livy mengajak anak gadisnya melihat-lihat situasi rumah. Namun karena sudah terlalu lama menunggu di ruang tamu, Livy sengaja melakukan telepon suara kepada sang papah. “Makan siang bareng yuk, Pah?” Livy tersenyum manis kepada papahnya. Ia duduk di sofa panjang yang ada di sana, sedangkan di seberangnya, Markco duduk tak bersemangat sambil memangku Lify. “Oh, oke Sayang. Kamu mau makan di mana? Kebetulan siang ini Papah bisa. Lagi enggak sibuk juga jadwalnya.” Dari seberang, pak Yordan sangat bersemangat. “Di dekat kantor Papah saja biar Papah enggak kecapaian.” Livy memasang